Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja
Suatu tingkah laku tidak hanya disebabkan oleh satu motivasi saja melainkan dapat disebabkan dari berbagai motivasi.adapun beberapa factor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja menurut Hurlock (2004) adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Secara biologis dan psikologis masa remaja mengalami perkembangan yang bermakna. Pada saat yang sama pada remaja tumbuh rasa ingin tahu yang besar mengenai diri mereka sendiri maupun lingkungan dimana mereka berada. Maraknya pergaulan seks bebas di kalangan remaja salah satu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan remaja tentang seksual yang jelas dan benar (Hurlock, 2004) pengetahuan tentang seksualitas yang tinggi akan menjadikan seseorang lebih berdaya, dapat memutuskan mana yang baik untuk dirinya sendiri dan sekaligus resiko yang harus ditanggungnya, dapat menumbuhkan sikap dan tingkah laku seksual yang sehat serta menghindar dari hal hal yang menjurus kea rah perilaku seksual pranikah. Berbagai studi yang telah dilakukan menunjukkan bila anak dan remaja tahu akan resiko dan konsekuensinya dari hubungan pranikah, mereka justru akan sangat berhati hati dan bertanggungjawab terhadap periakunya sendiri (Laily dan Matulessy, 2004)
2. Religiusitas
Berdasarkan penelitian sebanyak 450 sampel tentang perilaku seksual remaja usia 14-24 tahun mengungkapkan 64 persen mengakui secara sadar bahwa melakukan hubungan sks sebelum menikah melanggar nilai dan moral agama, sedangkan 31 persen menyatakan bahwa hubungan seks adalah biasa atau sudah wajar dilakukan tidak melanggar norma dan moral agama. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemahaman agama berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah remaja (media Indonesia, 27 januari 2010)
3. Gaya hidup
Remaja seringkali menganggap segala hal yang berasal dari Negara maju perlu dicontoh termasuk perilaku seksual
4. Keharmonisan rumah tangga
Tugas orang tua salah satunya adalah mendidik dan membimbing anaknya agar menjadi manusia yang terpelajar dan berakhlak mulia. Orang tua tidak hanya berkewajiban memenuhi kebutuhan jasmani akan tetapi perhatian,kasih saying, dan komunikasi yang baik sangat menjunjung jiwa dan kepribadian anak ( Hurlock,2004) hubungan orang tua yang baik akan mengoptimalkan pertumbuhan kehidupan emosional dan sebaliknya orang tua yang sering bertengkar aan menghambat komunikasi dalam keluarga dan anak anak akan melarikan diri dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian, kematian, dan keluarga dalam perekonomian kurang dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak ( Rochmawati, 2008)
5. Keterpaparan media
Remaja sering memperoleh informasi tentang banyak hal dari media massa baik cetak maupun elektronik maka cenderung memberi perhatian terhadap hal hal yang dinilainya dapat meningkatkan harga diri atau jati diri tanpa adanya penyaringan kemudian mengadopsinya tanpa menilai sesuai dengan nilai,norma agama ataupun budaya yang berlaku di lingkungannya. Informasi yang diterima tentang seks belum tentu benar tersebut mereka peroleh baik dari majalah, film porno, kaset VCD porno yang dicari secara sembunyi-sembunyi ( Willis, 2008 )
Di Indonesia pornografi telah menjadi hal yang sangat umum karena sangat mudah diakses oleh setiap kalangan usia. Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia menyatakan bahwa Indonesia selain menjadi Negara tanpa aturan yang jelas tentang pornografi, juga mencatat rekor sebagai Negara kedua setelah Rusia yang paling rentan penetrasi pornografi terhadap anak-anak dan saat ini remaja merupakan populasi terbesar yang menjadi sasaran pornografi. Menurut Attorney General’s Final report on Pornography SA, konsumen utama pornografi baik dari majalah, internet, serta tabloid adalah remaja laki-laki berusia 12 sampai 17 tahun. Dampaknya adalah makin aktifnya perilaku seksual pranikah yang disertai ketidaktahuan yang pada akhirnya bisa membahayakan kesehatan reproduksi remaja (BKKBN, 2004)
6. Lingkungan tempat tinggal
Keluarga merupakan sumber utama atau lingkungan yang utama yang dapat mempengaruhi perilaku seksual remaja. Remaja yang melakukan hubungan seksual pranikah banyak diantaranya berasal dari keluarga bercerai atau pernah bercerai, keluarga dengan konflik dan perpecahan ( Kinnaird, 2003). Sebagian besar remaja menganggap orang tua adalah orang yang penting bagi mereka, karena nilai nilai yang ditanamkan mereka dapat mempengaruhi perilaku remaja.
7. Hubungan dengan lawan jenis
Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangatlah penting dalam pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis. Matangnya fungsi seksual maka timbul pula dorongan dan keinginan untuk pemuasan seksual. Sebagian besar dari remaja biasanya sudah mengembangkan perilaku seksual dengan lawan jenis dalam bentuk pacaran atau percintaan, bila ada kesempatan para remaja melakukan sentuhan fisik, mengadakan pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang remaja tersebut mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual (Pangkahila dalam Soetjiningsih 2004)
8. Perilaku seksual remaja
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama (Sarwono, 2003)
Perilaku seksual yang sehat dan adaktif dilakukan di tempat pribadi dalam ikatan sah menurut hukum (Stuart dan Sundeen, 1999) sedangkan perilaku seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing masing (Mu’tadin, 2002) menurut Irawati (2002) remaja melakukan berbagaimacam perilaku seksual beresiko yang terdiri atas tahapan tahapan tertentu yaitu dimulai dari berpegangan tangan, ciumkening, cium basah, berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitive, petting, oral seks,dan bersenggama. Perilaku seksual pranikah pada remaja ini akhirnya dapat mengakibatkandampak yang merugikan remaja itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar