HIPEREMISIS DAN EKLAMSIA KEHAMILAN
TUGAS
MATA KULIAH GIZI
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
SITI WALIDATU SOLEHA
STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA JAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Negara- negara di Asia termasuk Indonesia adalah negara dimana warga perempuannya memiliki kemungkinan 20 - 60 kali lipat di banding negara-negara Barat dalam hal kematian ibu karena persalinan dan komplikasi persalinan.AKI saat ini Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini berdasarkan data penelitian Word Bank/Bank Dunia tahun 2008 ini. Direktur Women Research Institute, Sita Ari Purnami, mengatakan angka kematian ibu saat melahirkan dari 302/100 ribu ibu melahirkan menjadi 420/100 ribu ibu melahirkan (Trijaya, 2008).
Data menunjukkan sebagian besar kematian pada masyarakat miskin dan mereka yang tinggal jauh dari rumah sakit. Penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan, eklamsi, partus lama, komplikasi aborsi dan infeksi. Kontribusi dari penyebab kematian ibu tersebut masing-masing adalah perdarahan 28 % , eklamsi 13% , aborsi yang tidak aman 11 %, serta sepsis 10 %. Salah satu penyebab kematian tersebut adalah preeklamsi dan eklamsia yang bersama infeksi dan perdarahan, diperkirakan mencakup 75 - 80 % dari keseluruhan kematian maternal. (Awanwati, 2008)
Di Indonesia pre-eklamsi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi. oleh karena itu, diagnosa dini pre-eklamsia yang merupakan tingkat pendahuluan tingkat eklamsia serta penanganannya, perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu ( AKI ).
( Zuhrinasite, 2008)
( Zuhrinasite, 2008)
Sekitar 50% wanita hamil mengalami mual-mual dan beberapa sampai muntah-muntah. Keluhan ini terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan, biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut, tapi kadang-kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan. (Jones, 1997). Ibu hamil yang masih mengalami mual muntah sampai trimester ketiga dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis, inilah yang dinamakan hiperemisis gravidarum (Indra Anwar SpOG, Maret 2007)
Hasil pengumpulan data Tingkat Pusat, Subdirektorat. Kebidanan dan kandungan Subdirektorat Kesehatan Keluarga dan data inbdikator Kabupaten/Kota bidang kesehatan dari 325 Kabupaten/Kota menunjukkan bahwa pada tahun 2003 persentase ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk dan mendapat pelayanan kesehatan lebih lanjut sebesar 20,44%. Provinsii dengan persentase tertinggi adalah di Provinsi Sulawesi Tengah (96,53%) dan Di Yogyakarta (76,60%) sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Maluku Utara (3,66%) dan Sumatera Selatan (3,81%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2003).Selain Hiperemisi komplikasi kehamilan yang lain adalah Eklamsi dan Pre eklamsi
Hasil pengumpulan data Tingkat Pusat, Subdirektorat. Kebidanan dan kandungan Subdirektorat Kesehatan Keluarga dan data inbdikator Kabupaten/Kota bidang kesehatan dari 325 Kabupaten/Kota menunjukkan bahwa pada tahun 2003 persentase ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk dan mendapat pelayanan kesehatan lebih lanjut sebesar 20,44%. Provinsii dengan persentase tertinggi adalah di Provinsi Sulawesi Tengah (96,53%) dan Di Yogyakarta (76,60%) sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Maluku Utara (3,66%) dan Sumatera Selatan (3,81%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2003).Selain Hiperemisi komplikasi kehamilan yang lain adalah Eklamsi dan Pre eklamsi
Menurut hasil penelitian Zuspan FP dan Arulkumaran (1999) melaporkan angka kejadian pre-eklampsia di dunia sebesar 0-13%, dan di Singapura 0,13-6,6%, sedangkan di Indonesia 3,4-8,5%. Dari penelitian Soejoesnoes di 12 rumah sakit rujukan di dapatkan kasus pre-eklampsia 4,78% dan kasus eklampsia 0,15% (Tempo, 2005). Oleh karena itu, diagnosa dini preeklmpsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia serta penanganannya. Tanpa disadari, dalam waktu singkat dapat timbul preeclampsia berat, bahkan eklampsia. Dengan pengetahuan ini, menjadi jelas bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda-tanda pre-eklampsia, sangat penting dalam usaha pencegahan pre-eklampsia berat dan eklampsia.
Eklamsia masih menjadi salah satu penyebab kematian pada ibu-ibu hamil. Pre-Eklamsia atau keracunan kehamilan dimana janin yang ada didalam tubuh dianggap benda asing n bisa meracuni ibunya, bila ini tidak ditangani akan berubah menjadi eklamsia.Biasanya ini terjadi setelah kehamilan diatas 20mgg. tapi bisa juga terjadi di awal kehamilan.
I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Penulisan Makalah ini bertujuan sebagai bahan kajian mahasiswa mengenaii materi Komplikasi kehamilan (Hiperemisis dan Eklamsi)
I.2.2 Tujuan Khusus
a) Mengetahui Pengertian Hiperemisis dan Eklamsi kehamilan
b) Mengenal Tanda dan gejala Hiperemisis dan Eklamsi pada Kehamilan
c) Memahami diet yang tepat pada kasus Hiperemisis dan Eklamsi
d) sebagai persyaratan mengikuti kuliah gizi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 HIPEREMISIS GRAVIDARUM
Pengertian
Hiperemisis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk serta dehidrasi (Mochtar, 1995).
Hiperemisis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk serta dehidrasi (Mochtar, 1995).
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Farrer, 1999).
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual danmuntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009).
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehinggamenjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD).
Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :
- Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi gravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda.
- Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolicakibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, inimerupakan faktor organik.
- Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
- Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tanggaretak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takutterhadap tanggug jawab sebagai ibu.
Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamilmuda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnyaelektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
1.Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemakhabis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurnaterjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirikdan aseton dalam darah.
2.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkandehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khloridadarah dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang
3.Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewatginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati danterjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan
4.Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekanpada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibatperdarahan gastro intestinal.
Tanda dan Gejala
Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tingkatan.
1)TingkatnImmmmmmmsefsdvgdhtfsdfgsdertmmmsdfvsfgdefgfgdfg
Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasalemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pdaepigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan darah sistolik menurun,turgor kulit mengurang, lidang mengering dan mata cekung.
2)TingkatnIIismdfvjkmsjdvjkjdksjJKjhfurks.aihdjfbjk.liahye.ajkdajnd
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah mengurang, lidahmengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik danmata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun,hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasankarena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3)TingkatnIIIJSDHKHBVCSHDVCJHKSHDVBJKSDJKSBCVKJV
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih parah, muntah henti,kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhumeningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yangdikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia danperubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
Diagnosa
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukanadanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhikeadaan umum. Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkankekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehinggapengobatan perlu segera diberikan.JJ
PenatalaksanaanMSDVCSDFDVFD
1) Obat-obatanKJSHDGCVJKHYJSHDGJHSGJDHJHJSDHJHD
Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkanadalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti dramamin,ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik seperti disiklominhidrokhloride atau khlorpromasin.
2) IsolasiJSKDJKJSHKJGKJHGJGJHGJHGJGHGJHGJGJHGGG
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang bolehmasuk ke dalam kamar penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita maumakan, tidak diberikan makan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang denganisolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3) TerapinPsikologikJKSDKJUSKDHGKJSGDKGKSGDKGKSDJ
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkanrasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalahdan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4) CairannParenteralSDKJKSJDBGKJGSKGKGKGKJGKGKJGS
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein denganglukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perludapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin Cdan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
5) PenghentiannkehamilanSJHDJHGJSDVJHUGIKJUGSKLDJUJJ
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasikomplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi, ikterus, anuria danperdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhirikehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya.
a) GangguannkejiwaanjkjkjbgkjgkjgkjgkjgkjgkjkjgkkjgkjgkjjHJH
(1) Delirium
(2)jiApatis,nsomnolennsampainkomakiswdckjubgksjdsk
(3)Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
b) GangguannpenglihatandgbdgfdfJKJCFBVJKBKSBJVBKSDJS
(1)nPendarahanbretina
(2) Kemunduran penglihatan
c) GangguanmfaalJKSJDKVBHSKJDVMJHVMSHDVCSMDVH
(1) Hatibdalambbentukbikterus
(2) Ginjalbdalambbentukbanuria
(1) Hatibdalambbentukbikterus
(2) Ginjalbdalambbentukbanuria
(3)Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
(4) Tekanan Darah Menurun
Diet Hiperemesis Gravidarum
Tujuan :
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaanglikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makananberenergi dan zat gizi yang cukup.
Syarat :
Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranyanadalah:
a) Karbohidrat tinggi
b) Lemak rendah
c) Protein sedang
b) Lemak rendah
c) Protein sedang
d) Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan
dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
e) Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering dalam porsi kecil
f) Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan
malam dan selingan malam
malam dan selingan malam
g) Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
Macam-macambDiet
Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum,yaitu:
a)bDietbHiperemesisbI
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesisgravidarumberat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubibakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanantetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung didalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
b)nDietbHiperemesisbII
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikansecara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilaigizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihanbahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecualikebutuhan energi.
c)nDietbHiperemesisbIII
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Dietdiberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersamamakanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
a)Roti panggang, biskuit, crackers
b)Buah segar dan sari buah
c)Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
a)Roti panggang, biskuit, crackers
b)Buah segar dan sari buah
c)Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahanmakanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan(pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidakbdianjurkan.
Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
a) Gravida
Faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai penyebab hiperemesis gravidarum adalah pada primigravida (Prawihardjo, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kejadian hiperemesisgravidarum lebih sering dialami oleh primigravida daripada multigravida, hal iniberhubungan dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat mengalami kehamilanpertama (Nining, 2009).
Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-60% pada multigravida Arief.B, 2009).
b) Pendidikan
Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu hamil yang
berpendidikan rendah (Prawihardjo, 2005).
Secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya (Saifuddin, 2002).
c) Riwayat Kehamilan
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah pada mola hidatiodosadankehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilanganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena padakedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan(Prawihardjo, 2005).
d) Riwayat Penyakit Ibu
Penyebab hiperemesis gravidarum lainnya adalah faktor endokrin seperti hipertiroid, diabetes dan lain-lain (Prawihardjo, 2005).
Hipertiroid pada kehamilan (morbus basodowi) adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya metabolism basal 15-20 %, kadang kala disertapembesaran ringan kelenjar tiroid. Penderita hipertiroid biasanya mengalamigangguan haid ataupun kemandulan. Kadang juga terjadi kehamilan atau timbulpenyakit baru, timbul dalam masa kehamilan seperti hiperemesis gravidarum.
2.2 EKLAMSIA
Pengertian
1. Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri) . (Wirjoatmodjo, 1994: 49).
2. Eklamsi merupakan kasus akut, pada penderita dengan gambaran klinik pre eklamsi yang disertai dengan kejang dan koma yang timbul pada ante, intra dan post partum. (Angsar MD, 1995: 41)
Patofisiologi
Penyebabnya sampai sekarang belum jelas. Penyakit ini dianggap sebagai suatu “ Maldaptation Syndrom” dengan akibat suatu vaso spasme general dengan akibat yang lebih serius pada organ hati, ginjal, otak, paru-paru dan jantung yakni tejadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut. (Pedoman Diagnosis dan Terapi, 1994: 49)
Pembagian Eklamsi
Berdasarkan waktu terjadinya eklamsi dapat dibagi menjadi:
1. Eklamsi gravidarum
Kejadian 50-60 % serangan terjadi dalam keadaan hamil
2. Eklamsi Parturientum
Kejadian sekitar 30-35 %, terjadi saat inpartu dimana batas dengan eklamsi gravidarum sukar dibedakan terutama saat mulai inpartu.
3. Eklamsi Puerperium
Kejadian jarang sekitar 10 %, terjadi serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir. ( Manuaba, 1998: 245)
Gejala Klinis Eklamsi
Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:
1. Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih
2. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi ( hipertensi, edema, proteinuri, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, kegelisahan atu hiperefleksi)
a) Kejang-kejang atau koma
Kejang dalam eklamsi ada 4 tingkat, meliputi:
Ø Tingkat awal atau aura (invasi)
Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan kosong) kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar kekanan dan kekiri.
Ø Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti muka mulai kelihatan sianosis, lodah dapat trgigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik.
Ø Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik mafas seperti mendengkur.
Ø Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma. (Muchtar Rustam, 1998: 275)
b) Kadang kadang disertai dengan gangguan fungsi organ. (Wirjoatmodjo, 1994: 49)
Pemeriksaan dan Diagnosis
Diagnosis eklamsi dapat ditegakkan apabila terdapat tanda-tanda sebagai berikut:
1. Berdasarkan gejala klinis diatas
2. Pemeriksaan laboratorium meliputi adanya protein dalam air seni, fungsi organ hepar, ginjal dan jantung, fungsi hematologi atau hemostasis
Konsultasi dengan displin lain kalau dipandang perlu :
1. Kardiologi
2. Optalmologi
3. Anestesiologi
4. Neonatologi dan lain-lain (Wirjoatmodjo, 1994: 49)
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari kehamilan yang disertai kejang-kejang adalah:
1. Febrile convulsion ( panas +)
2. Epilepsi ( anamnesa epilepsi + )
3. Tetanus ( kejang tonik atau kaku kuduk)
4. Meningitis atau encefalitis ( pungsi lumbal)
Komplikasi Serangan
Komplikasi yang dapat timbul saat terjadi serangan kejang adalah:
1. Lidah tergigit
2. Terjadi perlukaan dan fraktur
3. Gangguan pernafasan
4. Perdarahan otak
5. Solutio plasenta dan merangsang persalinan ( Muchtar Rustam, 1995:226)
Bahaya Eklamsi
1. Bahaya eklamsi pada ibu
Menimbulkan sianosis, aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paru, tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan jantung mendadak, lidah dapat tergigit, jatuh dari tempat tidur menyebabkan fraktura dan luka-luka, gangguan fungsi ginjal: oligo sampai anuria, pendarahan atau ablasio retina, gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikterus.
2. Bahaya eklamsi pada janin
Asfiksia mendadak, solutio plasenta, persalinan prematuritas, IUGR (Intra Uterine Growth Retardation), kematian janin dalam rahim.
( Pedoman Diagnosis dan Terapi, 1994: 43)
Prognosa
Eklamsi adalah suatu keadaan yang sangat berbahaya, maka prognosa kurang baik untuk ibu maupun anak. Prognosa dipengaruhi oleh paritas, usia dan keadaan saat masuk rumah sakit. Gejala-gejala yang memberatkan prognosa dikemukakan oleh Eden adalah:
1. Koma yang lama
2. Nadi diatas 120 per menit
3. Suhu diatas 39°C.
4. Tensi diatas 200 mmHg
5. Lebih dari sepuluh serangan
6. Priteinuria 10 gr sehari atau lebih
7. Tidak adanya oedema. ( M Dikman A, 1995: 45)
Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan eklamsia pada ibu nifas adalah menghentikan kejang kejang yang terjadi dan mencegah kejang ulang.
1. Konsep pengobatan
Menghindari tejadinya kejang berulang, mengurangi koma, meningkatkan jumlah diuresis.
2. Obat untuk anti kejang
Ø MgSO4 ( Magnesium Sulfat)
§ Dosis awal: 4gr 20 % I.V. pelen-pelan selama 3 menit atau lebih disusul 10gr 40% I.M. terbagi pada bokong kanan dan kiri.
§ Dosis ulangan : tiap 6 jam diberikan 5 gr 50 % I.M. diteruskan sampai 6 jam pasca persalinan atau 6 jam bebas kejang.
Syarat : reflek patela harus positif, tidak ada tanda-tanda depresi pernafasan ( respirasi >16 kali /menit), produksi urine tidak kurang dari 25 cc/jam atau 150 cc per 6 jam atau 600 cc per hari.
Apabila ada kejang lagi, diberikan Mg SO 4 20 %, 2gr I.V. pelan-pelan. Pemberian I.V. ulangan ini hanya sekali saja, apabila masih timbul kejang lagi maka diberikan pentotal 5 mg / kg BB / I.V. pelan-pelan.
Bila ada tanda-tanda keracunan Mg SO 4 diberikan antidotum glukonas kalsikus 10 gr % 10 cc / I.V pelan-pelan selama 3 menit atau lebih.
Apabila diluar sudah diberi pengobatan diazepam, maka dilanjutkan pengobatan dengan MgSO 4 .
Diet Komplikasi Kehamilan Pre Eklampsia dan Eklamsia
Tujuan Diet :
- Mencapai dan mempertahankan status gizi normall
- Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
- Mencegah atau mengurangi tekanan darah normal
- Mencapai keseimbangan nitrogen
- Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
- Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain atau penyulit barupada saat kehamilan atau setelah melahirkan
Syarat-syarat diet preeklampsia adalah:
a. Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanandiberikan secara berangsur-angsur, sesuai dengan kemampuan pasienmenerima makanan. Penambahan energi tidak lebih dari 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
Syarat-syarat diet preeklampsia adalah:
- Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanandiberikan secara berangsur-angsur, sesuai dengan kemampuan pasienmenerima makanan. Penambahan energi tidak lebih dari 300 kkal darimakanan atau diet sebelum hamil
- Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi garamatau air. Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3 kg/bulan ataudi bawah 1 kg/minggu
- Protein tinggi (1 ½ g/kg berat badan)
- Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal danlemak tidak jenuh ganda Vitamin cukup; vitamin C dan B
- diberikan sedikit lebih tinggi
- Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
- Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien
- Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasidan disesuaikan dengan cara yang keluar melalui urin, muntah,keringat, dan pernafasan.
Macam diet dan indikasi pemberian
Diet preeklampsia I
Diet preeklampsia I diberikan pada pasien preeclampsia berat.
Diet preeklampsia I diberikan sebagai makanan perpindahan dari preeklampsia I atau kepada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat.
Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikansebagai diet rendah garam I. makanan ini cukup energi dan zat gizilainnya.
Diet preeklampsia II
Diet preeklampsia II diberikan sebagai makanan perpindahan daripreeklampsia I atau kepada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikansebagai diet rendah garam I. Makanan ini cukup energi dan zat gizilainnya.
Diet preeklampsia III
Diet preeklampsia III diberikan sebagai makanan perpindahan daripreeklampsia II atau kepada pasien preeklampsia ringan. Makanan inimengandung protein tinggi dan garam rendah, diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah energiharus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari kg tiap bulan.
Pada penderita yang mengalami preeklamsi berat makanan hanya terdiri dari susu dan buah-buahan. Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml sehari, dan kekurangannya diberikan secara parenteral. Makanan ini kurang kalori dan semua zat gizi kecuali kalsium, vitamin A dan C, oleh karena itu hanya diberikan 1 – 2 hari saja.
Bila preeklamsi yang dialami tidak begitu berat maka makanan yang diberikan adalah bentuk lunak dan diberikan sebagai diit rendah garam I, dimana pemberian garam dapur dan bahan makanan yang mengandung natrium yang tinggi seperti ikan asin, telur asin, jerohan, udang dan lain-lain dihindarkan. Makanan ini rendah kalori tetapi cukup zat gizi lain.
Bila penderita mengalami preeklamsi ringan maka makanan yang diberikan berbentuk lunak atau biasa dengan kandungan protein yang tinggi dan rendah garam. Makanan ini mengandung cukup zat-zat gizi. Jumlah kalori harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang tidak boleh lebih dari 1 kg tiap bulan.
contoh menunya :
Makan Pagi
- Nasi tim
- Telur ceplok
- Tumis Kacang Panjang Taoge
Pukul 10.00
Buah
- Makan Siang
- Nasi Tim
- Daging bb Terik
- Tempe bacem
- Buah
Pukul 16.00
Buah
Makan Malam
- Nasi Tim
- Ikan bb Kuning
- Gadon Tahu
- Tumis Kangkung
- Buah
Rasa yang kurang enak bisa diperbaiki dengan penggunaan bumbu alami seperti bawang, lengkuas dan lain-lain yang memberikan rasa sedap pada makanan atau dengan cara pengolahan seperti dipanggang dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sekitar 50% wanita hamil mengalami mual-mual dan beberapa sampai muntah-muntah. Keluhan ini terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan, biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut, tapi kadang-kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan. (Jones, 1997). Ibu hamil yang masih mengalami mual muntah sampai trimester ketiga dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis, inilah yang dinamakan hiperemisis gravidarum (Indra Anwar SpOG, Maret 2007)
Eklamsia masih menjadi salah satu penyebab kematian pada ibu-ibu hamil. Pre-Eklamsia atau keracunan kehamilan dimana janin yang ada didalam tubuh dianggap benda asing n bisa meracuni ibunya, bila ini tidak ditangani akan berubah menjadi eklamsia.Biasanya iniI terjadi setelah kehamilan diatas 20mgg. tapi bisa juga terjadi di awal kehamilan.
3.2 SARAN
3.2.1 Bagi Petugas Kesehatan
Deteksi dini pada komplikasi kehamilan dan penangan yang tepat agar komplikasi tidak menjadi berat.
3.2.2 Bagi Ibu Hamil / Masyarakat
Ø ANC Secara Teratur guna deteksi dini pada komplikasi kehamilan
Ø Konsumsi diet gizi yang adekuat untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu dan bayinya.
DAFTAR PUSTAKA
Almaitsier Sunita,DR.MS.c ,Penuntut Diet,PT Gramedia Pustaka Utama,Jakasta.2005
qittun.blogspot.com/2008/06/konsep-eklamsi.html
radioharmonifm.com/home/diit-pada-komplikasi-kehamilan/
orang-tua-anak.infogue.com/keracunan_kehamilan_eklamsia
dunkdhe.blogspot.com/.../pendahuluan-kti-pre-eklamsia-berat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar