Jumat, 16 September 2011

Cek Ginjal Anda

Ginjal berfungsi untuk mengatur jumlah air di dalam tubuh agar sesuai dengan kebutuhan. Jika air dalam tubuh berlebih, maka ginjal akan mengeluarkan air lebih banyak. Jika kekurangan akan ditahan. Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk mengeluarkan racun yang diproduksi tubuh.
Air merupakan sumber kehidupan dan komponen terbesar dalam tubuh. Oleh karena itu keberadaannya harus diatur sedemikian rupa. Cara mudah mengetahui fungsi ginjal adalah dengan melihat jumlah urin yang keluar. Dalam keadaan normal, urin berjumlah 1000-1500 cc dalam 24 jam untuk pria dan wanita. Pemeriksaan yang lebih ilmiah juga dapat dilakukan dengan memeriksa kadar kreatinin dalam darah. Kreatinin adalah zat yang hanya dibuang oleh ginjal, bukan organ tubuh lainnya. Jika zat tersebut naik, maka fungsi ginjal pun harus diwaspadai.
Kadar kreatinin dalam darah sebenarnya dapat dikondisikan. Jika Anda kurang mengkonsumsi air putih dan kadar kreatinin naik, maka ada gangguan di dalam ginjal. Menurut Prof. DR. Dr. Endang Susalit, SpPD, KGH, kepala divisi Ginjal Hipertensi FKUI/RSCM, setiap laboratorium memiliki standar tersendiri. Selain itu, juga harus dilakukan pemeriksaan darah. Kalau hanya ingin melihat apakah ginjal normal atau tidak, Anda cukup memeriksa urin secara rutin di rumah sakit atau poliklinik.
Warna urin tidak dapat dijadikan patokan karena terkadang menipu, ujar Endang, hal tersebut terkait dengan banyaknya Anda mengkonsumsi air minum. JIka Anda minum banyak, maka urin berwarna jernih. Begitu pula sebaliknya.
Ginjal yang terganggu dapat menyebabkan penyakit pada ginjal dan di luar ginjal, yang seringkali menjadi sebab terganggunya fungsi ginjal.Misalnya: Diabetes, batu ginjal, dan lain sebagainya. Terganggunya fungsi ginjal juga berdampak pada semua sistem dalam tubuh, darah berkurang, kulit gatal, pencernaan terganggu sehingga mengakibatkan mual, muntah, tidak dapat makan, serta paru tertimbun air karena air tidak dapat keluar.
Yuk, lakukan tes urin secara rutin setiap 6 bulan atau 1 tahun untuk mengetahui kadar kreatinin dalam tubuh.

Waspadai alergi susu sapi

Alergi terhadap susu sapi memang semakin banyak dialami oleh anak-anak di bawah usia 3 tahun, terutama usia di bawah 12 bulan. Hal ini disebabkan ada reaksi imunologi pada tubuh si bayi. Imunoglobulin (IgE) merespon protein susu sapi dan menilainya sebagai benda asing dalam tubuh si bayi. Akibatnya, protein tadi tidak tercerna dengan baik, malah menimbulkan gangguan berupa gejala-gejala reaksi alergi. Alergi ini akan terjadi ketika sistim imun bayi menyadari bahwa protein yang terkandung dalam susu sapi sebagai zat yang berbahaya. Sekitar 2-3 persen bayi berusia 0-3 tahun mengalami alergi susu sapi, ini dikarenakan bayi mempunyai sistem imun yang masih imatur dan rentan.

Banyak penelitian membuktikan bahwa factor utama bayi alergi adalah karena mereka tidak mendapatkan Kolustrum Air Susu Ibu (ASI), jadi untuk menghindari alergi ini yaitu adalah dengan pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan.

Kita sebagai orangtua harus memperhatikan riwayat-riwayat kesehatan pada tubuh kita. Jika Bunda yang memiliki riwayat alergi, maka si bayi memiliki kemungkinan 50% alergi, jika hanya sang ayah yang membawa genetika alergi, kemungkinan 20% terkena alergi yang sama. Namun jika keduanya. Maka si bayi kemungkinan 70% membawa factor genetic tersebut.

Efek alergi yang ditimbulkan:

Reaksi cepat. Gejala akan muncul setelah 45 menit meminum susu sapi. Yaitu berupa, bintik merah pada kulit bayi, rasa gatal, gangguan sistem saluran napas seperti napas berbunyi ngik, bersin, hidung dan mata gatal serta mata merah.

Reaksi sedang. Akan muncul setelah 45 menit - 20 jam setelah bayi meminum susu sapi, yang ditandai dengan muntah dan diare.

Reaksi lambat. Umumnya gejala berupa diare, konstipasi (sulit BAB) dan dermatitis (eksim kulit), baru akan terlihat setelah lebih dari 20 jam.

Secara umum, gangguan dari efek alergi susu sapi ada bermacam-maca, pada saluran pencernaan, seperti diare, kolik, susah BAB, sampai pendarahan saluran cerna, bias juga menyebabkan ruam-ruam merah dan bengkak-bengkak pada kulit-bahkan mempengaruhi juga ke saluran pernafasan, seperti pilek, batuk terus-menerus, mengi dan asma.

Tindak Lanjut

Berikan ASI. Namun jika produksi ASI tidak banyak, Anda perlu memperhatikan pemberian susu sapi pada bayi. Ganti ASI dengan susu formula terhidrolisa sebagian (partially hidrolized), dan terhidrolisa penuh (extensively hydrolized). Perhatikanlah reaksinya setelah diberi susu. Jika muncul gejala yang mencurigakan, segera hentikan dulu pemberian susu sapi.

Konsultasikan masalah bayi Anda pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik dan tepat.

Hindari memberikan makanan pemicu alergi seperti telur, ikan laut, kacang-kacangan dan buah-buahan tertentu. Biasanya bayi yang alergi susu sapi juga mengalami alergi terhadap makanan lainnya.

Orangtua yang memiliki riwayat alergi cenderung berisiko tinggi menurunkan penyakit alergi ini pada bayi yang dilahirkan. Sejumlah ahli alergi munologi menyakini, risiko mengalami alergi pada bayi sekitar 30 persen jika salah satu orangtua menderita alergi. Risiko akan meningkat dua kali lipat jika kedua orangtua adalah penderita alergi.

Benarkah Kerokan menyehatkan?

Sebagai orang Indonesia, tentu Anda tidak asing dengan metode penyembuhan sendiri dengan cara menggosok tubuh dengan alat atau kerokan. Metode tradisional ini telah menjadi andalan banyak orang untuk mengatasi masuk angin, mual, atau tidak enak badan.
Meskipun terkesan tradisional, menurut ahli kedokteran olahraga dr.Michael Triangto, Sp.KO, metode kerokan memang berkhasiat untuk menyembuhkan rasa tidak enak atau demam.
"Kerokan pada dasarnya adalah menipiskan kulit. Tindakan ini membuat panas tubuh mudah keluar sehingga suhu tubuh yang semula demam menjadi turun," katanya ketika ditemui dalam acara peluncuran produk koyo pereda nyeri otot di Jakarta, Selasa (13/9/2011).
Ia menambahkan, "hasil kerokan" sebaiknya tidak acak-acakan. "Baiknya jika (dilakukan) seperti motif tulang daun atau ikan karena bentuk serat otot memang demikian. Saat kerokan pun ada faktor penekanan sehingga seperti pemijatan. Hal ini akan memberi efek pemanjangan pada otot-otot yang memendek karena peradangan. Dengan begitu rasa pegal-pegal pun akan hilang," papar dokter yang berpraktik di klinik Slim and Health ini.
Kendati begitu, Triangto menekankan bahwa tidak semua orang cocok dengan metode penyembuhan alternatif yang satu ini. "Ada yang tidak suka karena kesakitan," imbuhnya.

Bahaya Minuman Berenergi

Minuman berenergi dipercaya bisa memberikan tambahan energi bagi yang mengonsumsinya. Minuman ini juga diklaim akan meningkatkan performa seseorang seperti atlet. Perlu diketahui bahwa energi tersebut sebenarnya berasal dari kandungan kafein dan gulanya yang cukup tinggi.
Minuman energi diklaim bisa meningkatkan perf menimbulkan kontroversi, beberapa ahli bahkan menyatakan minuman energi berbahaya. "Minuman dengan kandungan kafein yang sangat tinggi berpotensi mengganggu kesehatan," kata Roland Griffiths, profesor psikiatri dan ahli saraf dari Johns Hopkins University School of Medicine, seperti dikutip situs webmd.
Berikut adalah empat bahaya minuman energi.
1. Mengandung gula tinggi
Kandungan gula yang tinggi dalam minuman berenergi bisa memicu peningkatan kadar gula darah, merusak gigi dan menyebabkan pertambahan berat badan. Pastikan Anda memeriksa kemasan untuk mengetahui berapa jumlah gula dalam minuman tersebut. Bandingkan dengan minuman soda dan Anda akan menemukan kandungan gula dalam minuman energi lebih tinggi.
2. Bahaya untuk anak
Paparan kafein dan gula yang tinggi pada anak-anak lebih berbahaya daripada pada orang dewasa. Anak-anak masih dalam masa pertumbuhan sehingga dampaknya negatifnya lebih buruk di masa depan. Lagi pula minuman energi tidak mengandung zat gizi apa pun.
3. Menyebabkan dehidrasi
Kandungan gula yang tinggi bisa menyebabkan penyerapan air ke dalam tubuh terhambat sehingga menimbulkan risiko dehidrasi. Tubuh yang dehidrasi justru memiliki performa yang buruk, baik saat Anda sedang beraktivitas atau duduk di belakang meja. Jika Anda merasa tidak bisa meninggalkan minuman berenergi disarankan untuk mengonsumsi segelas air setelah menenggak minuman energi.
4. Menyebabkan jantung berdebar
Kafein bisa menyebabkan tekanan darah  meningkat dan jantung terasa berdebar-debar, terutama bagi mereka yang sensitif. Reaksi yang berbahaya pada minuman energi yang bisa terjadi antara lain rasa pusing, mual, sakit maag, tremor, serta mati rasa.

13 Fakta Tentang Kanker Cerviks


Sekilas tentang kanker serviks?
Artikel kesehatan kali ini berbicara tentang Kanker Serviks. Kanker Serviks (Cervical Cancer) atau kanker mulut rahim? memang bukan nama yang asing. Terutama bagi kaum wanita merupakan momok paling mengerikan. Berikut 13 fakta tentang kanker serviks yang wajib kita ketahui :
1. Apa itu kanker serviks? kenali dah cegah yuk !
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina).
Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita.
2. Sebeberapa bahaya penyakit kanker serviks ini?
kanker-serviks
klik untuk zoom
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks.
Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.
3. Apa sebenarnya penyebab kanker serviks ini?
Pertama, kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal.Akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
Kedua, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.
4. Bagaimana cara penularan kanker serviks ?
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Henah lo, mangkanya jangan jajan yaa.
5. Yuk kenali apa saja gejala kanker serviks ini?
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut.
Gejala kanker serviks tingkat lanjut :
  • munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
  • keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
  • perdarahan di luar siklus menstruasi.
  • penurunan berat badan drastis.
  • Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung
  • juga hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
6. Berapa lama masa pertumbuhan kanker serviks ini?
Masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan) penyakit ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil mendeteksinya sejak dini dapat melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya.
Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya dapat mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.
7. Benarkah perokok berisiko terjangkit kanker serviks?
Ada banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara kebiasaan merokok dengan meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker serviks. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia dan dipublikasikan di British Journal of Cancer pada tahun 2001.
Menurut Joakam Dillner, M.D., peneliti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang,” ujarnya.
8. Selain perokok siapa saja yang berisiko terinfeksi?
Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia antara 35-50 tahun, terutama Anda yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah lawan seksual. Semakin banyak lawan seksual yang Anda miliki, maka kian meningkat pula risiko terjadinya kanker leher rahim. Sama seperti jumlah lawan seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim.
Anda yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki hasil uji pap smear abnormal, serta para penderita gizi buruk, juga berisiko terinfeksi virus HPV. Pada Anda yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari bisa menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga Anda mudah terinfeksi.
9. Bagaimana cara mendeteksinya?
Pap smear adalah metode pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker leher rahim. Namun, pap smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka).
Menggunakan asam asetat cuka adalah yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).
10. Bagaimana mencegah kanker serviks?
Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit kanker yang menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu dengan cara :
  • tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti
  • rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual
  • dan melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara seksual
  • dan tentunya memelihara kesehatan tubuh
11. Seberapa penting memakai vaksinasi HPV?
Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks.
Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin. Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual.
Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%. Ada kabar gembira, mulai tahun ini harga vaksin yang semula Rp 1.300.000,- sekali suntik menjadi Rp 700.000,- sekali suntik.
12. Adakah efek samping dari vaksinasi ini?
Vaksin ini telah diujikan pada ribuan perempuan di seluruh dunia. Hasilnya tidak menunjukkan adanya efek samping yang berbahaya. Efek samping yang paling sering dikeluhkan adalah demam dan kemerahan, nyeri, dan bengkak di tempat suntikan.
Efek samping yang sering ditemui lainnya adalah berdarah dan gatal di tempat suntikan. Vaksin ini sendiri tidak dianjurkan untuk perempuan hamil. Namun, ibu menyusui boleh menerima vaksin ini.
13. Bisakah kanker serviks disembuhkan?
Berhubung tidak mengeluhkan gejala apa pun, penderita kanker serviks biasanya datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium 3. Masalahnya, kanker serviks yang sudah mencapai stadium 2 sampai stadium 4 telah mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tubuh, seperti kandung kemih, ginjal, dan lainnya.
Karenanya, operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup membuat penderita sembuh seperti sedia kala. Selain operasi, penderita masih harus mendapatkan erapi tambahan, seperti radiasi dan kemoterapi. Langkah tersebut sekalipun tidak dapat menjamin 100% penderita mengalami kesembuhan.
Pilih mana? mencegah dengan vaksinasi atau anda memilih pengangkatan rahim, radiasi dan kemoteraphy yang masih juga belum ada jaminan sembuh? Lebih baik mencegah daripada mengobati bukan?
Sumber utama : http://female.kompas.com
Penyebab Kanker servik adalah disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.
Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer".

Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini. Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan karena hubungan seks.

Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda. Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke closet. Bila Anda menggunakannya tanpa membersihkannya, bisa saja virus kemudian berpindah ke daerah genital Anda.

Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat menjadi penyebabnya. Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV.

Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.

Sering kali, pria yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya. Seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan menginfeksinya.

Cara deteksi dan Mencegah Kanker Serviks
Bagaimana cara mendeteksi bahwa seorang wanita terinfeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks? Gejala seseorang terinfeksi HPV memang tidak terlihat dan tidak mudah diamati. Cara paling mudah untuk mengetahuinya dengan melakukan pemeriksaan sitologis leher rahim. Pemeriksaan ini saat ini populer dengan nama Pap smear atau Papanicolaou smear yang diambil dari nama dokter Yunani yang menemukan metode ini yaitu George N. Papanicolaou. Namun, ada juga berbagai metode lainnya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV dan kanker serviks seperti berikut:

* IVA
IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Anda dapat melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah. Ini dapat dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.
* Pap smear
Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut laporan sedunia, dengan secara teratur melakukan tes Pap smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks.
* Thin prep
Metode Thin prep lebih akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear hanya mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh lebih akurat dan tepat.
* Kolposkopi
Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan, prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Tujuannya untuk menentukan apakah ada lesi atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim. Jika ada yang tidak normal, biopsi — pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh — dilakukan dan pengobatan untuk kanker serviks segera dimulai.
Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

* Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
* Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
* Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
* Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
* Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
* Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
* Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
* Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
* Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.
Kanker serviks bisa dicegah dan bisa diobati!!!. Deteksi sejak dini dan rutin melakukan Pap smear akan memperkecil risiko terkena kanker serviks. Ubah gaya hidup Anda dan juga pola makan Anda agar terhindar dari penyakit yang membunuh banyak wanita di dunia ini. Dengan demikian, maka kesehatan serviks atau leher rahim lebih terjamin. Dengan penanganan yang tepat, kanker serviks bukanlah sesuatu yang menakutkan.
Mencegah Kanker Serviks
Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

* Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
* Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
* Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
* Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
* Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
* Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
* Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
* Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
* Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.
Sumber : kumpulan.info
Kanker payudara yang terdeteksi lebih dini kemungkinan untuk sembuhnya akan semakin besar. Pemeriksaan yang dilakukan tidak mahal dan tidak sulit, karena itu kenali ciri-ciri kanker payudara. Saat ini kanker payudara masih menempati urutan kedua terbanyak yang diderita oleh kaum perempuan setelah kanker serviks (leher rahim).
Karena itu penting bagi perempuan untuk bisa mengenali lebih dini

ciri-ciri kanker serviks

payudara, sehingga jika ditemukan dalam stadium awal kesempatan untuk sembuhnya masih tinggi. Kunci utama yang harus diwaspadai adalah jika seseorang menemukan benjolan yang permanen dan tidak menimbulkan rasa sakit (painless). Karena biasanya tumor yang ganas tidak menimbulkan rasa sakit,
Waktu seminggu setelah menstruasi sangat tepat karena pada saat itu hormon estrogen dan progesteron berada pada kadar yang rendah. Hormon estrogen dan progesteron mengontrol dan mempengaruhi besar atau kecilnya payudara.
Ada beberapa hal pemeriksaan payudara sebagai berikut:
1. Perhatikan payudara dengan posisi kedua tangan di atas kepala kemudian kedua tangan di pinggang.
2. Angkat tangan kiri ke atas kepala.
3. Gunakan permukaan jari yang rata untuk meraba atau menekan payudara serta pastikan untuk menyentuh seluruh bagian payudara. Pola yang digunakan bisa dengan gerakan arah memutar, gerakan arah naik dan turun atau arah keluar dan masuk area putting. Usahakan menggunakan gerakan yang sama setiap bulannya.
4. Menekan setiap putting dengan lembut dan memperhatikan apakah ada cairan yang keluar.
5. Memeriksa daerah antara payudara dan ketiak serta payudara dan tulang dada sambil berbaring.
6. Mengulangi semua langkah tersebut untuk payudara yang sebelah kanan.
Dokter Andhika yang tergabung dalam Perhimpunan Onkologi Indonesia ini menuturkan setiap perempuan harus mampu mengenali payudaranya sendiri dengan menggunakan tangan kanan, karena biasanya tangan kanan lebih terlatih.
Hal ini bisa dilakukan seseorang dengan cara berdiri di depan kaca pada posisi agak membungkuk (seperti ruku’ saat sedang shalat). Lalu dalam posisi menggantung, kondisi yang normal adalah payudara sebelah kanan harus lebih tinggi dibandingkan dengan payudara sebelah kiri.
Kanker Serviks Penyebab Kematian Nomor Satu di Indonesia
Jumat, 19 Desember 2008 | 05:44 WIB
TPGIMAGES
TERKAIT:
JAKARTA, KAMIS - Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah penyebab kematian nomor satu yang sering terjadi pada perempuan di Indonesia. Namun informasi mengenai hal ini belum banyak diketahui karena kanker serviks sering tidak menimbulkan gejala atau keluhan sehingga perempuan datang ke dokter dalam kondisi yang sudah terlambat.
"Sekitar 80 persen kasus kanker leher rahim terjadi pada perempuan yang hidup di negara berkembang. Di Indonesia, terdapat 90-100 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk," kata Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Farida Hatta Swasono di Jakarta, Kamis (18/12).
Menurut spesialis kebidanan, ahli kanker dan kandungan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr Laila Nuranna, SpOG(K), 99,7 persen kanker serviks disebabkan oleh HPV Onkogenik. H PV 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70 persen kasus kanker serviks di dunia.
Setiap perempuan tanpa memandang usia dan latar belakang berisiko terkena kanker leher rahim. Tingginya kasus di Negara berkembang ini antara lain disebabkan oleh terbatasnya akses screening dan pengobatan, sehingga mayoritas penderita yang datang berobat sudah dalam kondisi kritis dan penyakitnya sudah dalam stadium lanjut.
Padahal diketahui bahwa penyakit kanker serviks ini dapat dicegah melalui screening dan vaksinasi. Vaksinasi untuk perempuan yang belum pernah melakukan hubungan seksual, sedangkan screening atau papsmear sebaiknya dilakukan perempuan yang sudah pernah berhubungan seksual.
Menurut Meutia Hatta, kondisi di atas memperlihatkan kenyataan bahwa ternyata banyak perempuan di Negara berkembang, termasuk Indonesia kurang mendapatkan informasi dan akses pelayanan terhadap penyakit ini. Perempuan yang terkena kanker serviks tentu kualitas hidupnya akan menurun. Padahal kemungkinan besar mereka masih memiliki tanggungjawab ekonomi dan social terhadap keluarga dan masyarakat.
Sementara itu, saat ini kualitas hidup perempuan Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan laki-laki. Rendahnya kualitas hidup perempuan ini antara lain disebabkan oleh kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah pada aspek kesehatan. Penyakit kanker serviks akan menambah panjang deretan masalah yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup perempuan Indonesia.
Meskipun kanker serviks hanya terjadi pada perempuan, namun laki-laki berperan dalam penyebarannya. Lelaki yang pernah berhubungan seksual dengan perempuan penderita kanker leher rahim bisa menularkan kepada perempuan lain melalui hubungan seksual. Oleh Karena itu laki-laki perlu dilibatkan dalam pencegahan kanker serviks.
Untuk itu hari Kamis (18/12) Meutia Hatta meresmikan Perempuan Peduli Kanker Serviks (PPKS) untuk menyebarluaskan informasi mengenai penyakit tersebut termasuk cara-cara pencegahannya. "Kita perlu pikirkan bagaimana pelayanan papsmear dan imunisasi HPV dapat terjangkau dan terlayani bagi semua perempuan baik di pedesaan dan perkotaan sampai ke tingkat perempuan yang paling rentan, dengan memperhatikan berbagai latar belakang social budaya masyarakat," kata Meutia Hatta.
Usai meresmikan PPKS, Meutia Hatta turut membagikan brosur dan leaflet mengenai kanker serviks dan upaya pencegahannya kepada sejumlah pemakai jalan di Jalan Thamrin Jakarta.
KANKER LEHER RAHIM
Di Negara maju , karsinoma servik menempati urutan keempat setelah Karsinoma Payudara, kolorektum,dan endometrium. Dinegara berkembang, karsinoma servik menempati urutan pertama. Puncak karsinoma insitu adalah usia 20-30 tahun pada perempuan keturunan Afrika-Amerika,maupun Kaukasian. Perempuan usia lebih dari 65 tahun dilaporkan 25 % menderita karsinoma servikal invasive dan 40 % hingga 50% kematian terjadi akibat karsinoma servikal ( CancerNet,2001).
Faktor resiko mayor untuk kanker servikal adalah infeksi dengan virus papilloma manusia ( HPV ) yang ditularkan secara seksual. Penelitian epidemiolodi di seluruh dunia menegaskan bahwa infeksi HPV adalah faktor penting dalam perkembangan kanker sevikal ( Bosch et al, 1995 ). Faktor resiko lain untuk perkembangan kanker servikal adalah aktivitas seksual pada usia muda , paritas tertinggi , jumlah pasangan seksual yang meningkat, status sosioekonomi yang rendah, dan merokok ( CancerNet, 2001 )
Gejala Kanker Leher Rahim
Tidak ada tanda atau gejala yang specifik untuk kanker servik, Karsinoma servik prainvasif tidak memiliki gejala, namun karsinoma invasif dini dapat menyebabkan keputihan yang makin lama makin berbau busuk dan atau pendarahan vagina. Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan , perdarahan tidak selalu muncul pada saat –saat awal sehingga kanker sudah dalam keadaan lanjut pada saat didiagnosis.Jenis perdarahan vagina yang paling sering adalah setelah bersetubuh ( 75-80%) atau bercak antara menstruasi. Bersamaan dengan tumbuhnya tumor , gejala yang muncul kemudian nyeri punggung bagian bawah atau nyeri tungkai , frekuensi berkemih yang sering dan mendesak ,hematuri ( kencing berdarah ) atau perdarahan rektum.
Pencegahan
Membuat diagnosis karsinoma servik yang klinik sudah agak lanjut tidaklah sulit. Yang menjadi masalah ialah bagaimana mendiagnosis dalam tingkat yang sangat awal . Kesepakatan secara nasional melacak atau mendeteksi dini setiap wanita sekali saja setelah melewati usia 30 tahun dengan cara pap smear.
Uji Pap telah menurunkan angka kematian akibat kanker serviks secara signifikan di Amerika Serikat –angka kematian menurun 70% dari tahun 1950-1970 dan 40% dari tahun 1970-1995. Rekomendasi terbaru dari American Cancer society adalah untuk melakukan pemeriksaan pelvis ( panggul ) dan pap smear setiap tahun bagi semua perempuan yang telah aktif secara seksual atau telah mencapai usia 18 tahun . Setelah tiga kali atau lebih secara berturut-turut hasil pemeriksaan tahunan ternyata normal, Uji pap dapat dilakukan dengan frekwensi yang lebih jarang atas kebijaksanaan dokter.
Pemeriksaan
Evaluasi untuk karsinoma serviks adalah pemeriksaan dengan inspeksi atau palpasi, fungsi hati dan ginjal, foto toraks, sistoskopi,proktosigmoidoskopi dan CT Scan.
Pengobatan
Metode pengobatan adalah dengan bedah, terapi iradiasi, kemoterapi,atau kombinasi metode-metode tersebut.

Setiap Jam Wanita Indonesia Meninggal Karena Kanker Serviks

Yogyakarta (ANTARA) - Setiap jam satu wanita Indonesia meninggal dunia akibat kanker leher rahim (serviks), sedangkan di Asia Pasifik dalam setiap empat menit, dan di dunia setiap dua menit.

"Prevalensi kanker serviks di Indonesia mencapai 90-100 kasus per 100 ribu penduduk, di mana ditemukan 200.000 kasus baru setiap tahunnya," kata pakar penyakit kandungan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Dr Hasto Wardoyo SpOG di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia pada seminar Kanker Serviks dan Pencegahannya, kanker serviks menjadi penyakit kanker terbanyak di negeri ini, dan hampir 70 persen telah mencapai stadium lanjut, karena umumnya pasien sudah menderita lebih dari stadium IIB.

"Wanita Indonesia yang berisiko menderita kanker serviks pada usia 15-61 tahun mencapai 58 juta orang, sedangkan pada usia 10-14 tahun sekitar 10 juta wanita mengalami kasus yang sama," katanya.

Ia mengatakan perjalanan kanker leher rahim dari pertama kali terinfeksi hingga menjadi kanker memerlukan waktu sekitar 10-15 tahun, sehingga penderita kanker serviks sebagian besar berusia lebih dari 40 tahun.

"Kanker serviks dapat dialami siapa saja yang pernah berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi HPV tidak menunjukkan gejala sehingga tidak disadari kehadirannya, dan dapat bertahan lama meskipun tidak melakukan hubungan seksual lagi," katanya.

Menurut dia, faktor risiko kanker serviks terjadi jika para penderita sering berganti pasangan seksual, melakukan hubungan seksual pada usia kurang dari 20 tahun, kebiasaan merokok, kondisi saat menurunnya sistem kekebalan tubuh, dan adanya riwayat dari ibu maupun saudara perempuan yang terkena kanker serviks sebelumnya.

"Banyaknya kejadian yang menimpa wanita Indonesia dalam kasus kanker serviks itu dibandingkan dengan para wanita di negara maju, karena kurangnya kesadaran para wanita untuk mencegah berkembangnya penyakit itu," katanya.

Padahal, kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah dan disembuhkan dari semua jenis kanker, asalkan penyakit tersebut diketahui pada stadium dini, sehingga deteksi dini merupakan hal yang sangat penting.

Meskipun pada stadium dini penyakit itu tidak tampak dan tidak dirasakan gejalanya, pada stadium lanjut penderita kanker serviks dapat melihat gejala seperti terjadinya perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, munculnya keputihan, perdarahan setelah menopause, keluar cairan kekuningan berbau yang bercampur dengan darah.

"Keberhasilan pengobatan kanker leher rahim besar jika diketahui pada stadium dini," katanya.

Ia mengatakan deteksi dini untuk mencegah kanker serviks dapat dilakukan dengan cara pemberian vaksin secara berkala setiap tiga tahap pemberian, yakni pada bulan ke-0, pertama atau kedua, dan enam.

Selain itu, skrining juga menjadi alternatif bagi deteksi dini penyakit tersebut. "Vaksinasi dengan skrining melalui `pap-smear` bersama-sama dapat mengurangi kejadian kanker serviks secara efektif," katanya.



Drama Dokter kecil


Drama Dokter Kecil Dengan Judul :
Diare
By.denbagoes
A.      Cerita Singkat.
Setelah dokter kecil bernyanyi lagu  Mars Dokter kecil dan Lagu aku anak sehat,dua orang dari dokter kecil mengerang kesakitan sambil menangis karena sakit perut.melihat dua orang temannya sakit perut para dokter kecil lalu memberi pertolongan kepada dua orang temannya dengan membuatkannya larutan gula garam setelah itu kedua anak tersebut di antar oleh teman-temannya berobat ke Puskesmas
B.      Pemeran
Andi Sebagai anak sakit 1,juwita sebagai anak sakit 2,saleh sebagai dokter kecil 1,siti sebagai dokter kecil,firman sebagai teman andi,leni sebagai teman juwita,dan teman2 dokter kecil Lainya.Bejo dan Komar : Teman Firman
C.      Dialognya
Andi dan Juwita :Aduuuuuuuhhh........!!!!!(juwita sambil Menangis...)
Firman dan leni Kemudian memegangi andi sambil bertanya kenapa An/ juwi...??sakit Perut Ya?
Jawab andi dan juwita : Iya...
Lalu datang saleh dan siti
Siti: Fiman leni kenapa juwita dan andi?
Leni: mereka sakit perut..
Firman : kena diare ya?
Andi : iya,saya sudah 4  buang air besar dari tadi
Juwita : saya sudah 5 kali..
Firman:Sudah Berobat apa belum?
Juwita: Sudah,tadi minum obat anti diare,sekarang sudah tidak diare tapi perut sakiiiit  dan badan lemas sekali
Firman: ya sudah ,Bejo dan Komar buatkan mereka Oralit...!
Bejo dan Komar : Siap Komandan...!!! Lalu mereka bergegas tapi sebenarnya mereka gak tau apa itu oralit..lalu
Bejo dan komar :oralit apaan sih???
Leni : Minuman untuk orang yang terkena diare...
Jawab bejo dan komar :Ooooooooolah.
Leni:Kalo gak ada oralit bisa dibuatkan LGG..cepat ambilkan..!
Bejo dan komar :Siap Komandan..!!!
Bejo dan Komar :Cara membuatnya Bagaimana?
Leni : cara membuatnya siapkan air putih satu gelas kemudian masukan satu sendok gula putih ditambah sedikit garam lalu diaduk hingga rata,trus di minum oleh orang yang kena diare
Bejo dan komar : Oooolaaah....gitu to...?
Setelah LGG di buat dan di minum oleh penderita lalu
Juwita Bertanya: gunannya LLG apa sih ?
Firman : LGG adalah singkatan dari larutan gula garam yang gunanya mengganti cairan tubuh yang hilang pada saat terkena diare..
Andi : Kenapa Orang bisa terkena diare?
Leni: Karena kita jarang cuci tangan,males untuk hidup bersih dan sehat,contohnya kamu yang suka jajan sembarangan
Bejo dan Komar : Oooolaaah..
Semua : Mari hidup bersih dan sehat......





HIPEREMISIS DAN EKLAMSIA KEHAMILAN


HIPEREMISIS DAN EKLAMSIA KEHAMILAN
TUGAS
MATA KULIAH GIZI

D
I
S
U
S
U
N

Oleh :

SITI WALIDATU SOLEHA











STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA JAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011

BAB I
PENDAHULUAN

I.1  Latar Belakang
Negara- negara di Asia termasuk Indonesia adalah negara dimana warga perempuannya memiliki kemungkinan 20 - 60 kali lipat di banding negara-negara Barat dalam hal kematian ibu karena persalinan dan komplikasi persalinan.AKI saat ini Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini berdasarkan data penelitian Word Bank/Bank Dunia tahun 2008 ini. Direktur Women Research Institute, Sita Ari Purnami, mengatakan angka kematian ibu saat melahirkan dari 302/100 ribu ibu melahirkan menjadi 420/100 ribu ibu melahirkan (Trijaya, 2008).
Data menunjukkan sebagian besar kematian pada masyarakat miskin dan mereka yang tinggal jauh dari rumah sakit. Penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan, eklamsi, partus lama, komplikasi aborsi dan infeksi. Kontribusi dari penyebab kematian ibu tersebut masing-masing adalah perdarahan 28 % , eklamsi 13% , aborsi yang tidak aman 11 %, serta sepsis 10 %. Salah satu penyebab kematian tersebut adalah preeklamsi dan eklamsia yang bersama infeksi dan perdarahan, diperkirakan mencakup 75 - 80 % dari keseluruhan kematian maternal. (Awanwati, 2008)
Di Indonesia pre-eklamsi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi. oleh karena itu, diagnosa dini pre-eklamsia yang merupakan tingkat pendahuluan tingkat eklamsia serta penanganannya, perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu ( AKI ). 
( Zuhrinasite, 2008)
Sekitar 50% wanita hamil mengalami mual-mual dan beberapa sampai muntah-muntah. Keluhan ini terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan, biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut, tapi kadang-kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan. (Jones, 1997). Ibu hamil yang masih mengalami mual muntah sampai trimester ketiga dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis, inilah yang dinamakan hiperemisis gravidarum (Indra Anwar SpOG, Maret 2007)
Hasil pengumpulan data Tingkat Pusat, Subdirektorat. Kebidanan dan kandungan Subdirektorat Kesehatan Keluarga dan data inbdikator Kabupaten/Kota bidang kesehatan dari 325 Kabupaten/Kota menunjukkan bahwa pada tahun 2003 persentase ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk dan mendapat pelayanan kesehatan lebih lanjut sebesar 20,44%. Provinsii dengan persentase tertinggi adalah di Provinsi Sulawesi Tengah (96,53%) dan Di Yogyakarta (76,60%) sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Maluku Utara (3,66%) dan Sumatera Selatan (3,81%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2003).Selain Hiperemisi komplikasi kehamilan yang lain adalah Eklamsi dan Pre eklamsi
Menurut hasil penelitian Zuspan FP dan Arulkumaran (1999) melaporkan angka kejadian pre-eklampsia di dunia sebesar 0-13%, dan di Singapura 0,13-6,6%, sedangkan di Indonesia 3,4-8,5%. Dari penelitian Soejoesnoes di 12 rumah sakit rujukan di dapatkan kasus pre-eklampsia 4,78% dan kasus eklampsia 0,15% (Tempo, 2005). Oleh karena itu, diagnosa dini preeklmpsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia serta penanganannya. Tanpa disadari, dalam waktu singkat dapat timbul preeclampsia berat, bahkan eklampsia. Dengan pengetahuan ini, menjadi jelas bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda-tanda pre-eklampsia, sangat penting dalam usaha pencegahan pre-eklampsia berat dan eklampsia.

Eklamsia masih menjadi salah satu penyebab kematian pada ibu-ibu hamil. Pre-Eklamsia atau keracunan kehamilan dimana janin yang ada didalam tubuh dianggap benda asing n bisa meracuni ibunya, bila ini tidak ditangani akan berubah menjadi eklamsia.Biasanya ini terjadi setelah kehamilan diatas 20mgg. tapi bisa juga terjadi di awal kehamilan.

I.2   Tujuan
I.2.1   Tujuan Umum
Penulisan Makalah ini bertujuan sebagai bahan kajian mahasiswa mengenaii materi Komplikasi kehamilan (Hiperemisis dan Eklamsi)

I.2.2     Tujuan Khusus
            a)  Mengetahui Pengertian Hiperemisis dan  Eklamsi kehamilan
            b)  Mengenal Tanda dan gejala Hiperemisis dan Eklamsi pada Kehamilan
            c)  Memahami diet yang tepat pada kasus Hiperemisis dan Eklamsi
            d)   sebagai persyaratan mengikuti kuliah gizi.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1   HIPEREMISIS GRAVIDARUM
Pengertian
Hiperemisis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan
keadaan umum menjadi buruk serta dehidrasi (Mochtar, 1995).
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Farrer, 1999).
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual danmuntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009).
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehinggamenjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD).

Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :
  1. Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi gravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda.
  1. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolicakibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, inimerupakan faktor organik.
  2. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
  3. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tanggaretak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takutterhadap tanggug jawab sebagai ibu.

Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamilmuda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnyaelektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
1.Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemakhabis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurnaterjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirikdan aseton dalam darah.
2.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkandehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khloridadarah dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang
3.Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewatginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati danterjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan
4.Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekanpada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibatperdarahan gastro intestinal.

Tanda dan Gejala
Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tingkatan.
1)TingkatnImmmmmmmsefsdvgdhtfsdfgsdertmmmsdfvsfgdefgfgdfg
Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasalemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pdaepigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan darah sistolik menurun,turgor kulit mengurang, lidang mengering dan mata cekung.
2)TingkatnIIismdfvjkmsjdvjkjdksjJKjhfurks.aihdjfbjk.liahye.ajkdajnd
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah mengurang, lidahmengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik danmata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun,hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasankarena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3)TingkatnIIIJSDHKHBVCSHDVCJHKSHDVBJKSDJKSBCVKJV
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih parah, muntah henti,kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhumeningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yangdikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia danperubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
Diagnosa
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukanadanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhikeadaan umum. Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkankekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehinggapengobatan perlu segera diberikan.JJ

PenatalaksanaanMSDVCSDFDVFD
1)    Obat-obatanKJSHDGCVJKHYJSHDGJHSGJDHJHJSDHJHD
Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkanadalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti dramamin,ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik seperti disiklominhidrokhloride atau khlorpromasin.
2)    IsolasiJSKDJKJSHKJGKJHGJGJHGJHGJGHGJHGJGJHGGG
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara  baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang bolehmasuk ke dalam kamar penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita maumakan, tidak diberikan makan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang denganisolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3)    TerapinPsikologikJKSDKJUSKDHGKJSGDKGKSGDKGKSDJ
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkanrasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalahdan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4)    CairannParenteralSDKJKSJDBGKJGSKGKGKGKJGKGKJGS
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein denganglukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perludapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin Cdan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
5)    PenghentiannkehamilanSJHDJHGJSDVJHUGIKJUGSKLDJUJJ
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasikomplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi, ikterus, anuria danperdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhirikehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya.
a)  GangguannkejiwaanjkjkjbgkjgkjgkjgkjgkjgkjkjgkkjgkjgkjjHJH
(1) Delirium
(2)jiApatis,nsomnolennsampainkomakiswdckjubgksjdsk
(3)Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
b)  GangguannpenglihatandgbdgfdfJKJCFBVJKBKSBJVBKSDJS
(1)nPendarahanbretina
(2) Kemunduran penglihatan
c) GangguanmfaalJKSJDKVBHSKJDVMJHVMSHDVCSMDVH
(1) Hati
bdalambbentukbikterus
(2) Ginjal
bdalambbentukbanuria
(3)Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
(4) Tekanan Darah Menurun




Diet Hiperemesis Gravidarum
Tujuan :
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaanglikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makananberenergi dan zat gizi yang cukup.
Syarat :
Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranyanadalah:
a)    Karbohidrat tinggi
b)  Lemak rendah
c)  Protein sedang
d)    Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan
dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
e)    Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering dalam porsi kecil
f)     Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan
malam dan selingan malam
g)    Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
Macam-macambDiet
Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum,yaitu:
a)bDietbHiperemesisbI
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesisgravidarumberat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubibakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanantetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung didalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
b)nDietbHiperemesisbII
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikansecara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilaigizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihanbahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecualikebutuhan energi.
c)nDietbHiperemesisbIII
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Dietdiberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersamamakanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
a)Roti panggang, biskuit, crackers
b)Buah segar dan sari buah
c)Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahanmakanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan(pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidakbdianjurkan.
Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
a)    Gravida
Faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai penyebab hiperemesis gravidarum adalah pada primigravida (Prawihardjo, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kejadian hiperemesisgravidarum lebih sering dialami oleh primigravida daripada multigravida, hal iniberhubungan dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat mengalami kehamilanpertama (Nining, 2009).
Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-60% pada multigravida Arief.B, 2009).
b)    Pendidikan
Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu hamil yang
berpendidikan rendah (Prawihardjo, 2005).
Secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya (Saifuddin, 2002).
c)    Riwayat Kehamilan
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah pada mola hidatiodosadankehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilanganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena padakedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan(Prawihardjo, 2005).
d)    Riwayat Penyakit Ibu
Penyebab hiperemesis gravidarum lainnya adalah faktor endokrin seperti hipertiroid, diabetes dan lain-lain (Prawihardjo, 2005).
Hipertiroid pada kehamilan (morbus basodowi) adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya metabolism basal 15-20 %, kadang kala disertapembesaran ringan kelenjar tiroid. Penderita hipertiroid biasanya mengalamigangguan haid ataupun kemandulan. Kadang juga terjadi kehamilan atau timbulpenyakit baru, timbul dalam masa kehamilan seperti hiperemesis gravidarum.

2.2   EKLAMSIA
Pengertian
         1. Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri) . (Wirjoatmodjo, 1994: 49).
         2. Eklamsi merupakan kasus akut, pada penderita dengan gambaran klinik pre eklamsi yang disertai dengan kejang dan koma yang timbul pada ante, intra dan post partum.         (Angsar MD, 1995: 41)
Patofisiologi
               Penyebabnya sampai sekarang belum jelas. Penyakit ini dianggap sebagai suatu “ Maldaptation Syndrom” dengan akibat suatu vaso spasme general dengan akibat yang lebih serius pada organ hati, ginjal, otak, paru-paru dan jantung yakni tejadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut. (Pedoman Diagnosis dan Terapi, 1994: 49)
Pembagian Eklamsi
              Berdasarkan waktu terjadinya eklamsi dapat dibagi menjadi:
        1.   Eklamsi gravidarum
              Kejadian 50-60 % serangan terjadi dalam keadaan hamil
        2.   Eklamsi Parturientum
Kejadian sekitar 30-35 %, terjadi saat  inpartu dimana batas dengan eklamsi gravidarum sukar dibedakan terutama saat mulai inpartu. 
        3.  Eklamsi Puerperium
             Kejadian jarang sekitar 10 %, terjadi serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir.      ( Manuaba, 1998: 245)
Gejala Klinis Eklamsi
 Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:
1.  Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih
2. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi ( hipertensi, edema, proteinuri, sakit kepala yang      berat, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, kegelisahan atu hiperefleksi)
a)  Kejang-kejang atau koma
           Kejang dalam eklamsi ada 4 tingkat, meliputi:
Ø  Tingkat awal atau aura (invasi)
Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan kosong) kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar kekanan dan kekiri.
Ø  Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti muka mulai kelihatan sianosis, lodah dapat trgigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik.
Ø  Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah  berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik mafas seperti mendengkur.



Ø  Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma. (Muchtar Rustam, 1998: 275)
b)  Kadang kadang disertai dengan gangguan fungsi organ. (Wirjoatmodjo, 1994: 49)
Pemeriksaan dan Diagnosis
Diagnosis eklamsi dapat ditegakkan apabila terdapat tanda-tanda sebagai berikut:
          1. Berdasarkan gejala klinis diatas
          2. Pemeriksaan laboratorium  meliputi adanya protein dalam air seni, fungsi organ hepar, ginjal dan jantung, fungsi hematologi atau hemostasis
Konsultasi dengan displin lain kalau dipandang perlu :
        1.   Kardiologi
        2.   Optalmologi
        3.   Anestesiologi
        4.   Neonatologi dan lain-lain (Wirjoatmodjo, 1994: 49)              
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari kehamilan yang disertai kejang-kejang adalah:
         1. Febrile convulsion   ( panas +)
         2. Epilepsi                    ( anamnesa epilepsi + )
         3. Tetanus                    ( kejang tonik atau kaku kuduk)
         4. Meningitis atau encefalitis ( pungsi lumbal)
Komplikasi Serangan
Komplikasi yang dapat timbul saat terjadi serangan kejang adalah:
         1. Lidah tergigit
         2. Terjadi perlukaan dan fraktur
         3. Gangguan pernafasan
         4. Perdarahan otak
         5. Solutio plasenta dan merangsang persalinan ( Muchtar Rustam, 1995:226)
Bahaya Eklamsi
         1. Bahaya eklamsi pada ibu
             Menimbulkan sianosis, aspirasi air ludah  menambah gangguan fungsi paru, tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan jantung mendadak, lidah dapat tergigit, jatuh dari tempat tidur menyebabkan fraktura dan luka-luka, gangguan fungsi ginjal: oligo sampai anuria, pendarahan atau ablasio retina, gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikterus.
          2. Bahaya eklamsi pada janin
Asfiksia mendadak, solutio plasenta, persalinan prematuritas, IUGR   (Intra Uterine Growth Retardation), kematian janin dalam rahim.
             ( Pedoman Diagnosis dan  Terapi, 1994:  43) 
Prognosa
           Eklamsi adalah suatu keadaan yang sangat berbahaya, maka prognosa kurang baik untuk ibu maupun anak. Prognosa dipengaruhi oleh paritas, usia dan keadaan saat masuk rumah sakit. Gejala-gejala yang memberatkan prognosa dikemukakan oleh Eden adalah:
         1. Koma yang lama  
         2. Nadi diatas 120 per menit
         3. Suhu diatas 39°C.
         4. Tensi diatas 200 mmHg
          5. Lebih dari sepuluh serangan
          6. Priteinuria 10 gr sehari atau lebih
          7. Tidak adanya oedema.  ( M Dikman A, 1995: 45)                                                 
Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan eklamsia pada ibu nifas adalah menghentikan kejang kejang yang terjadi dan mencegah kejang ulang.
1.    Konsep pengobatan
Menghindari tejadinya kejang berulang, mengurangi koma, meningkatkan jumlah diuresis.
2.    Obat untuk anti kejang
Ø  MgSO4   ( Magnesium Sulfat)
§  Dosis awal: 4gr 20 % I.V. pelen-pelan selama 3 menit atau lebih disusul 10gr 40% I.M. terbagi pada bokong kanan dan kiri.
§  Dosis ulangan  : tiap 6 jam diberikan 5 gr 50 % I.M. diteruskan sampai 6 jam pasca persalinan atau 6 jam bebas kejang.
                     Syarat      reflek patela harus positif, tidak ada tanda-tanda depresi pernafasan ( respirasi >16 kali /menit), produksi urine tidak kurang dari 25 cc/jam atau 150 cc per 6 jam atau 600 cc per hari.
Apabila ada kejang lagi, diberikan  Mg SO 4   20 %, 2gr I.V.  pelan-pelan. Pemberian I.V. ulangan ini hanya sekali saja, apabila masih timbul kejang lagi maka diberikan pentotal 5 mg / kg BB / I.V. pelan-pelan.
Bila ada tanda-tanda keracunan Mg SO 4 diberikan antidotum glukonas  kalsikus 10 gr % 10 cc / I.V  pelan-pelan selama 3 menit atau lebih.
Apabila diluar sudah diberi pengobatan diazepam, maka dilanjutkan pengobatan dengan MgSO 4 .

 Diet Komplikasi Kehamilan Pre Eklampsia dan Eklamsia 
Tujuan Diet  
  1. Mencapai dan mempertahankan status gizi normall 
  2. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal 
  3. Mencegah atau mengurangi tekanan darah normal 
  4. Mencapai keseimbangan nitrogen 
  5. Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal 
  6. Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain atau penyulit barupada saat kehamilan atau setelah melahirkan

Syarat-syarat diet preeklampsia adalah:
a.        Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanandiberikan secara berangsur-angsur, sesuai dengan kemampuan pasienmenerima makanan. Penambahan energi tidak lebih dari 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
Syarat-syarat diet preeklampsia adalah:
  1. Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanandiberikan secara berangsur-angsur, sesuai dengan kemampuan pasienmenerima makanan. Penambahan energi tidak lebih dari 300 kkal darimakanan atau diet sebelum hamil 
  2. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi garamatau air. Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3 kg/bulan ataudi bawah 1 kg/minggu


  1. Protein tinggi (1 ½ g/kg berat badan) 
  2. Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal danlemak tidak jenuh ganda Vitamin cukup; vitamin C dan B
  3. diberikan sedikit lebih tinggi 
  4. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium 
  5. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien 
  6. Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasidan disesuaikan dengan cara yang keluar melalui urin, muntah,keringat, dan pernafasan.

Macam diet dan indikasi pemberian

Diet preeklampsia I
Diet preeklampsia I diberikan pada pasien preeclampsia berat.
Diet preeklampsia I diberikan sebagai makanan perpindahan dari preeklampsia I atau kepada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat.
Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikansebagai diet rendah garam I. makanan ini cukup energi dan zat gizilainnya.

Diet preeklampsia II
Diet preeklampsia II diberikan sebagai makanan perpindahan daripreeklampsia I atau kepada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikansebagai diet rendah garam I. Makanan ini cukup energi dan zat gizilainnya.

Diet preeklampsia III
Diet preeklampsia III diberikan sebagai makanan perpindahan daripreeklampsia II atau kepada pasien preeklampsia ringan. Makanan inimengandung protein tinggi dan garam rendah, diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah energiharus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari kg tiap bulan.

Pada penderita yang mengalami preeklamsi berat makanan hanya terdiri dari susu dan buah-buahan. Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml sehari, dan kekurangannya diberikan secara parenteral. Makanan ini kurang kalori dan semua zat gizi kecuali kalsium, vitamin A dan C, oleh karena itu hanya diberikan 1 – 2 hari saja.
Bila preeklamsi yang dialami tidak begitu berat maka makanan yang diberikan adalah bentuk lunak dan diberikan sebagai diit rendah garam I, dimana pemberian garam dapur dan bahan makanan yang mengandung natrium yang tinggi seperti ikan asin, telur asin, jerohan, udang dan lain-lain dihindarkan. Makanan ini rendah kalori tetapi cukup zat gizi lain.
Bila penderita mengalami preeklamsi ringan maka makanan yang diberikan berbentuk lunak atau biasa dengan kandungan protein yang tinggi dan rendah garam. Makanan ini mengandung cukup zat-zat gizi. Jumlah kalori harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang tidak boleh lebih dari 1 kg tiap bulan.
contoh menunya :
Makan Pagi
- Nasi tim
- Telur ceplok
- Tumis Kacang Panjang Taoge
Pukul 10.00
Buah
- Makan Siang
- Nasi Tim
- Daging bb Terik
- Tempe bacem
- Buah
Pukul 16.00
Buah
Makan Malam
- Nasi Tim
- Ikan bb Kuning
- Gadon Tahu
- Tumis Kangkung
- Buah
Rasa yang kurang enak bisa diperbaiki dengan penggunaan bumbu alami seperti bawang, lengkuas dan lain-lain yang memberikan rasa sedap pada makanan atau dengan cara pengolahan seperti dipanggang dan sebagainya

BAB III
PENUTUP

3.1   KESIMPULAN
Sekitar 50% wanita hamil mengalami mual-mual dan beberapa sampai muntah-muntah. Keluhan ini terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan, biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut, tapi kadang-kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan. (Jones, 1997). Ibu hamil yang masih mengalami mual muntah sampai trimester ketiga dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis, inilah yang dinamakan hiperemisis gravidarum (Indra Anwar SpOG, Maret 2007)
Eklamsia masih menjadi salah satu penyebab kematian pada ibu-ibu hamil. Pre-Eklamsia atau keracunan kehamilan dimana janin yang ada didalam tubuh dianggap benda asing n bisa meracuni ibunya, bila ini tidak ditangani akan berubah menjadi eklamsia.Biasanya iniI terjadi setelah kehamilan diatas 20mgg. tapi bisa juga terjadi di awal kehamilan.

3.2   SARAN
3.2.1   Bagi Petugas Kesehatan
Deteksi dini  pada komplikasi kehamilan dan penangan yang tepat agar komplikasi tidak menjadi berat.
3.2.2     Bagi Ibu Hamil / Masyarakat
Ø  ANC Secara Teratur guna deteksi dini pada komplikasi kehamilan
Ø  Konsumsi diet  gizi yang adekuat  untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu dan bayinya.

DAFTAR PUSTAKA

Almaitsier Sunita,DR.MS.c ,Penuntut Diet,PT Gramedia Pustaka Utama,Jakasta.2005
qittun.blogspot.com/2008/06/konsep-eklamsi.html 
radioharmonifm.com/home/diit-pada-komplikasi-kehamilan/
orang-tua-anak.infogue.com/keracunan_kehamilan_eklamsia 
dunkdhe.blogspot.com/.../pendahuluan-kti-pre-eklamsia-berat.html